MENGUKUR EFEKTIFITAS SOSIALISASI

MENGUKUR EFEKTIFITAS SOSIALISASI

BANDUNG – KPU Kota Bandung mengikuti Kegiatan Parmas Insight Chapter #6 dengan Tema: “Mengukur Efektivitas Sosialisai (Indikator, Survei dan Evaluasi Kegiatan)” secara daring, Rabu (12/11/2025). Kegiatan ini dihadiri Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dan SDM bersama Kepala Subbagian Parmas KPU Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, turut hadir Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kota Bandung, Wenti Frihadianti bersama Kepala Sub Bagian Partisipasi, Hubungan Masyarakat dan SDM KPU Kota Bandung beserta jajaran staf.

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Hedi Ardia, dalam sambutannya bahwa tema diskusi kali ini agak berat karena untuk mengukur efektivitas sosialisasi kita belum mempunyai parameter yang ajeg dan menjadi panduan kita bersama secara kelembagaan yang dibuat oleh KPU RI sebagai pedoman seluruh KPU terutama bagi Divisi Sisdiklihparmas dalam membuat program-program sosialisasi.

“Parameternya sejauh ini masih berdasarkan kepada seberapa banyak jumlah angka partisipasi pemilih pasca pemungutan suara di TPS”, ujar Hedi. Sosialisasi yang kita lakukan tidak menembus perhatian publik, dalam konteks Pilkada dan Pemilu efektivitas sosialisasi bukan sekedar seberapa banyak jumlah kegiatan yang dibuat, tapi berapa besar perubahan yang terjadi pada pengetahuan kesadaran dan perilaku pemilih itu sendiri, tambahnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para Narasumber yaitu Ketua Divisi Sosdiklihparmas dan SDM KPU Kabupaten Karawang, Ikmal Maulana, memaparkan materi Analisis Variabel Voter Turnout (VTO) pada Pemilu/Pilkada. Narasumber kedua, Ketua Divisi Sosdiklihparmas dan SDM KPU Kabupaten Cianjur, Fikri Audah NSY, memaparkan materi terkait mengukur efektifitas sosialisasi Pilkada Kabupaten Cianjur.

Lebih lanjut, Hedi menyebutkan bahwa tantangan parmas ini bukan hanya fokus pada memproduksi informasi tetapi bagaimana bisa merebut perhatian publik, kemudian hasil diskusi ini akan menjadi rekomendasi kita kepada KPU RI baik indikator kuantitatif dan kualitatif, karena dalam sosialisasi efektif bukan siapa yang paling bayak membuat kegiatan tapi seberapa tepat sasaran dan dampak yang kita berikan kepada masyarakat. “Tugas kita membentuk pemilih yang sadar dan percaya dan pada akhirnya pemilih itu dengan penuh kesadaran datang ke TPS”, pungkasnya menutup kegiatan.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 46 Kali.