MEMADUKAN BUDAYA LOKAL SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN PEMILIH
BANDUNG – KPU Kota Bandung mengikuti Kegiatan Parmas Insight Chapter #10 dengan Tema: “Budaya lokal sebagai Medium Pendidikan Pemilih (Memadukan Tradisi dan Demokrasi) secara daring, Rabu (17/12/2025). Kegiatan ini dihadiri Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dan SDM bersama Kepala Subbagian Parmas KPU Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, turut hadir Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kota Bandung, Wenti Frihadianti bersama jajaran staf.
Acara dibuka oleh Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat, Hedi Ardia, didampingi Kepala Bagian Parmas dan SDM, Yunike Puspita serta Kasubag Parmas, Fahmi Kamal. Forum ini menghadirkan Keynote Speech dari Kabid Poldagri Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, Ruliadi, S.E., M.Si. Sesi penyampaian materi narasumber dipandu oleh Kasubag Parmas dan SDM KPU Kabupaten Sukabumi, Dananjaya Puspaningrat.
Dalam sambutan Herdi Ardia menyampaikan bahwa, kegiatan Parmas Insight merupakan sebuah forum yang konsisten dalam merawat ruang, berbagi gagasan, berbagi praktik baik dan saling menguatkan kapasitas divisi parmas di seluruh Jawa Barat. Tema kali ini merupakan tema yang strategis dan relevan secara empiris karena Jawa Barat ini adalah provinsi dengan keragaman budaya yang sangat kaya dari tradisi lisan, Adat hingga struktur komunitas yang masih kuat.
Berdasarkan kajian kebudayaan juga masih bisa ditemukan terutama di desa dan komunitas adat bahwa otoritas kultur sering kali lebih mudah di dengar oleh masyarakat dibandingkan dengan perkataan yang disampaikan secara formal birokrasi, artinya pesan demokrasi akan jauh lebih efektif ketika disampaikan melalui media yang dihidup di keseharian masyarakat. Tantangan di Divisi Parmas bagaimana kita bisa menterjemahkan prinsip-prinsip kepemiluan ke dalam Bahasa yang kontekstual sesuai dengan budaya masyarakat setempat tanpa kehilangan netralitas, tanpa menjadi politis dan tetap menjaga posisi kita sebagai penyelenggara pemilu yang berada di tengah-tengah.
Sementara itu, Kabid Poldagri Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, Ruliadi, S.E., M.Si, menyampaikan bahwa provinsi Jawa Barat merupakan basis pemilih terbesar di Indonesia dan tentunya ini menjadi tantang bagi Pendidikan pemilih di Jawa Barat. Di Jawa Barat Pendidikan Pemilih tidak bisa dilakukan secara seragam, harus menyentuh konteks sosial budaya masyarakat lokal dan ini penting karena di Jawa Barat setidaknya memiliki wilayah dengan karakteristik budaya yang berbeda dan masyarakat yang berbeda, ada wilayah Utara, wilayah submetropolitan dan wilayah priangan timur yang itu memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan sentuhan-sentuhan yang berbeda dalam melakukan Pendidikan pemilih. Dengan kegiatan hari ini menjadi jawaban strategi terutama dengan mengubah Pendidikan pemilih dari sekedar sosialisasi menjadi internalisasi nilai demokrasi dan ini merupakan poin yang sangat penting bagaimana kita mengemas kegiatan-kegiatan yang menarik yang kemudian bisa mengugah kesadaran dan menginternalisasi nilai-nilai demokrasi dan menjadikan demokrasi bagian dari kehidupan sosial dan tradisi masyarakat bukan hanya prosedur 5 tahunan saja.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Narasumber yaitu Ketua Divisi Sosdiklihparmas dan SDM KPU Kabupaten Ciamis, Said Attanjani, memaparkan pengalaman Pendidikan pemilih di KPU Kabupaten Ciamis selama pilkada serentak tahun 2024. KPU Kabupaten Ciamis memanfaatkan tradisi sebagai wahana/wadah sosialisasi dan Pendidikan pemilih yaitu dengan melaksanakan tradisi Mabokuy yang merupakan tradisi yang unik yang dapat menarik perhatian wisatawan baik dalam dan luar negari. Kemudian melaksanakan kegiatan tradisi Singa Lugay yang merupakan salah satu seni yang menjadi favorit di Kabupaten Ciamis dan yang terakhir KPU Kabuapten Ciamis melaksanakan tradisi BEBEGIG yang merupakan seni budaya yang mengandung filosofi sosial dan mencerminkan kesederhanaan dan keasrian yang menjadi ciri khas budaya sunda. Dengan tingkat partisipasi pemilih di KPU Kabupaten Ciamis pada pilkada serentak tahun 2024 sebesar 71.03%, ini menandakan bahwa peranan tradisi / adat budaya memiliki peranan strategis sebagai sarana dan media sosialisasi Pendidikan pemilih khususnya dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam gelaran pemilu dan pilkada tahun 2024 di KPU Kabupaten Ciamis.
Kemudian dilanjutkan pemaparan dari Ketua Divisi Sosdiklihparmas dan SDM KPU Kabupaten Sukabumi, Rudini, memaparkan bahwa budaya lokal memiliki kekuatan sebagai media Pendidikan pemilih karena dekat dengan identitas masyarakat, sehingga nilai demokratis yang dikemas melalui budaya lebih mudah diterima, diingat dan diinternalisasi. Strategi memadukan tradisi dan Pendidikan pemilih yaitu dengan adaptasi pertunjukan seni tradisional, pemanfaatan ritual dan ritus sosial sebagai momen edukasi dan penggunaan metafora dan simbol budaya dalam komunikasi, informasi, dan edukasi dengan tujuan menciptakan demokrasi yang membumi, dimana nilai-nilai pemilu tidak lagi diimpor dari atas, tetapi tumbuh dari dalam, disirami oleh kearifan lokal dan disebarkan melalui saluran-saluran budaya yang telah dipercaya masyarakat selama berabad-abad. Dengan ini Pendidikan pemilih menjadi sebuah proses yang organik, menyenangkan, dan meninggalkan bekas yang mendalam pada memori kolektif masyarakat.
Menutup kegiatan, Hedi Ardia menyampaikan bahwa melakukan Pendidikan politik berbasis kebudayaan di saat non tahapan dan kondisi minim anggaran harus memanfaatkan bagaimana demokrasi itu bisa ikut hidup diruang sosial seperti KPU menjadi semacam Mitra strategis masyarakat atau berkolabrasi dengan komunitas adat dan seni sehingga mungkin ke depan dapat kita lakukan diskusi budaya skala kecil, sarasehan komunitas, kemudian juga ngobrol tentang politik dan demokrasi di sanggar seni termasuk juga pendidikan pemilih dalam latihan rutin kelompok seni itu sendiri, karena pendekatan-pendekatan seperti itu lebih murah, lebih intens, lebih berkelanjutan dan lebih sulit di tunggangi oleh kepentingan politik. Dengan kegiatan Parmas Insight kali ini kita disadarkan kembali dan diingatkan kembali untuk melakukan hal-hal yang tidak kalah substansial daripada yang sesuatu yang gemerlap tapi masih minim dari substansi.